Sistem adalah bagian dari dunia yang menjadi perhatian khusus bagi
dunia kita. Atau segala sesuatu yang menjadi pusat perhatian. Sesuatu yang
menjadi fokus kajian. Bagian yang bisa berinteraksi dengan lingkungan tertentu.
Lingkungan adalah bagian di luar sistem tetapi masih
bisa berinteraksi dengan sistem.
Berdasarkan
interaksi dengan lingkungan, sistem dapat dibagi menjadi:
Energi adalah kapasitas sistem untuk melakukan kerja. Kemampuan
menghasilkan usaha. Kemampuan menghasilkan perubahan keadaan.
Sistem memiliki
berbagai jenis energi. Energi totalnya dikenal dengan energi dalam (internal
energy). Oleh karena itu, perubahan energi dalam dapat mempengaruhi
perubahan keadaan. Keadaan yang berubah dapat mempengaruhi perubahan energi
dalam.
Contoh energi: kalor
(Q), kerja (w). Karena kalor dan kerja dapat dimanfaatkan untukmenghasilkan
perubahan keadaan.
Dari semua
perubahan keadaan yang mungkin
Energi dalam
sistem bersifat ekstensif: sifat
yang bergantung pada ukuran (luas) sistem. Sebaliknya, temperature sebuah
sistem adalah sifat intensif, karena
tidak bergantung pada ukuran sistem.
Kalor (Q) dan Sifatnya
Kalor: aliran energi yang timbul akibat perbedaan suhu. Secara
alami kalor mengalir dari bagian yang bersuhu tinggi ke bagian yang bersuhu
rendah, sampai kedua bagian memiliki suhu yang sama (kesetimbangan termal).
Kalor
berhubungan dengan suhu. Besarnya kalor yang terlibat dapat dihitung
berdasarkan besarnya kenaikan suhu. Dari pengalaman sehari-hari kenaikan suhu
dipengaruhi oleh jumlah sistem kita. Kenaikan suhu dipengaruhi oleh jenis
sistem kita.
Kalor jenis (c): kalor yang dibutuhkan oleh 1 gram suatu
benda untuk menaikkan suhunya sebesar 1°.
Kapasitas
kalor (C): kalor yang dibutuhkan untuk menaikkan suhu sejumlah tertentu
suatu benda sebesar 1°.
Satuan kalor
adalah kalori. 1 kalori
didefinisikan sebagai kalor yang diperlukan untuk menaikkan suhu air dari 14,5
– 15,51°C. Mengapa 14,5 – 15,51°C? Hal ini karena yang melakukan percobaan
orang-orang Eropa, yang suhu air disana berkisar 14°C.
Cara perubahan
Dalam kimia,
jumlah dinyatakan dalam
Kapasitas Panas
Pengukuran Kalor
Alat pengukur
kalor dikenal sebagai kalorimeter.
Secara umum kalorimeter terdiri dari 2 jenis:
*) Kalorimeter
sederhana
*) Kalorimeter
bom: biasanya digunakan untuk penentuan kalor reaksi pembakaran
Pengukuran kalor
menggunakan kalorimeter berlaku asas kekekalan
energi. Energi yang berada dalam kalorimeter beserta isinya selalu tetap.
Jika sampel yang
bereaksi merupakan sistem, kalorimeter dan air adalah lingkungan, maka:
Hukum Termodinamika I
Kerja (w) yang
dibutuhkan untuk menghasilkan perubahan keadaan dengan melawan gaya yang
menentang perubahan keadaan.
Berbagai macam gaya,
berbagai macam kerja:
Kalor ekspansi: gaya yang harus dilawan adalah tekanan.
Perubahan ke dalam adalah perubahan volume
Sifat perubahan:
1). Perubahan yang
harganya hanya ditentukan oleh keadaan awal dan keadaan akhir, sifat yang
seperti ini disebut fungsi keadaan
2). Perubahan yang
hanya ditentukan oleh cara pencapaian perubahan, sifat ini dikenal sebagai fungsi lintasan
Sifat perubahan:
menentukan cara hitung perubahan, selisih perubahan energi
Ekspansi
1) Kerja ekspansi
melawan tekanan tetap
2) Ekspansi reversibel
Ekspansi yang terjadi
jika tekanan luar hampir sama dengan tekanan dalam. Tekanan luar dapat
digantikan dengan tekanan dalam
Jika gasnya dalam gas
ideal,
3) Ekspansi bebas
4) Ekspansi adiabatik
Tidak ada kalor yang
terlibat
Kompresi
Misalnya kompresi
reversible gas ideal
Kalor dan entalpi:
hukum termodinamika 1
Perubahan energi dalam
tergantung pada dQ dan dw
Energi dalam merupakan
fungsi T, V, dan P
Jika sistem mengalami
perubahan maka entalpi juga demikian
Artinya jika tekanan
tidak tetap ∆H > Q. Akan tetapi pada tekanan tetap (∆P = 0) maka ∆H = Qp
Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa perubahan entalpi
adalah perubahan kalor yang berlangsung dalam suatu proses pada tekanan tetap.
Dalam kimia, yang banyak digunakan adalah ∆H. ∆H menunjukkan kalor yang
terlibat tanpa mempertimbangkan kerja. ∆H menunjukkan kalor yang benar-benar
digunakan untuk perubahan keadaan
Hubungan ∆H dan ∆E
Untuk sistem
Kalor gas merupakan gas
ideal
Kalor sistem adalahn
sistem gas ideal. Jika terjadi perubahan jumlah mol
Entalpi sebagai fungsi
suhu. Untuk proses pada tekanan tetap
Hubungan ∆H2
dengan ∆H1
Jika diterapkan untuk
reaksi
Sumber:
P.W. Atkins. 1999. Kimia Fisika. Jakarta: Erlangga.
Perkuliahan Oleh Washington Simanjuntak, PhD (Dosen Kimia Fisik FMIPA Univ.Lampung)
thank u very much for all
BalasHapussmoga blognya lebih maju lagi
BalasHapus